Darussalam.co.id - Manusia dengan akhlak terbaik? Siapakah dia? Apa gunanya memiliki
akhlak: moral, pandangan, dan tingkah laku yang paling baik?
Bagi seorang muslim, contoh atau teladan terbaik adalah Nabi Muhammad
saw. Allah sendiri yang menjadikan beliau sebagai “uswatun hasanah”
atau teladan terbaik. Mengapa demikian? Allah telah memuji
moralitas, akhlak beliau dengan menyatakan:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh engkau (Muhammad) berada di atas tataran akhlak yang tinggi,
agung.” (Al Qur’an, Al-Qalam 68:4)
Moralitas merupakan salah satu bagian penting dalam agama Islam. Istilah
islamnya adalah “khuluq” yang bentuk jamaknya adalah “akhlak“.
Setiap manusia memiliki dua unsur: “khalq” dan “khuluq“.
Yang pertama adalah bentuk fisik penciptaan kita, penampilan luar.
Sementara yang kedua adalah sifat, tingkah laku, kebiasaan dan ruhani.
Islam menekankan pentingnya menjaga penampilan fisik melalui menjaga
kebersihan, memakai pakaian yang tepat, hidup sehat dan makan serta
minum dari sumber yang halal dan baik. Penjagaan semacam itu juga
berlaku bagi akhlak dan tingkah laku kita.
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ
وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ وَقَالَ أَبُو ذَرٍّ لَمَّا بَلَغَهُ
مَبْعَثُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَخِيهِ
ارْكَبْ إِلَى هَذَا الْوَادِي فَاسْمَعْ مِنْ قَوْلِهِ فَرَجَعَ فَقَالَ
رَأَيْتُهُ يَأْمُرُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ (البخاري )
Ibnu
‘Abbas meriwayatkan bahwa Nabi saw. adalah orang paling dermawan. Beliau
menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Dan Abu Dzar berkata
bahwa ketika ia mendengar kedatangan Nabi Muhammad saw., ia berkata
kepada saudara laki-lakinya, “Pergilah ke lembah itu dan dengarkan apa
yang ia katakan.” Saudaranya kembali dan berkata, “Aku melihat ia
memerintahkan orang-orang kepada moral dan perilaku (akhlaak) yang
paling mulia.” [Hadits riwayat Bukhari]
Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk mengajari manusia akhlak yang paling mulia. Beliau berkata
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا (الترمذى
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُدْرِكُ
بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ (مسند
أحمد
‘Aisyah – semoga Allah meridhainya – berkata, “Aku mendengar
Nabi – shallallaahu ‘alaihi wassalaam – berkata, sungguh orang-orang
yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai (menyamai) derajat
mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh
siangnya dengan berpuasa.” [Musnad Imam Ahmad]
عَنْ
أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ
حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ
دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ (الترمذي
Abu Darda’
meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “Tak ada yang
lebih berat pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) dari pada akhlak
yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak baik akan bisa setara dengan
mereka yang berpuasa dan sholat.” (Hadits riwayat al-Tirmidzi)
Teladan dari Nabi Muhammad tentang Akhlak
Banyak sekali hadits yang menunjukkan tingginya derajat dan keutamaan akhlak di dalam Islam. Akhlak yang baik hendaknya selalu diterapkan dalam kehidupan pribadi maupun ketika berhubungan dengan orang lain.Berikut adalah beberapa hadits tentang akhlak islami:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا
نَهَى اللَّهُ عَنْهُ )البخاري
“Orang muslim yang baik adalah yang
muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan orang yang
Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa
yang dilarang Allah.” (Hadits riwayat Bukhari)
حَدَّثَنَا
قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ (البخاري
“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan
beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk
dirinya sendiri.” (Hadits riwayat Bukhari)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ
بَوَائِقَهُ (مسلم
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (Hadits riwayat Muslim)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً
فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ (مسلم
“Iman
itu lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah
mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan yang terendah adalah membuang
gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan sebagian dari iman.”
(Hadits riwayat Muslim)
Contoh-contoh di atas adalah
perbuatan-perbuatan yang sederhana dan tampak kecil. Namun semua yang
sederhana dan kecil itu memiliki nilai yang amat besar dan penting dalam
islam. Tak ada perubahan besar tanpa adanya perubahan-perubahan kecil.
Akhlak yang baik meskipun kecil akan menghasilkan dampak kebaikan yang
besar, baik dalam taraf pribadi maupun sosial. Sebaliknya, akhlak yang
buruk akan juga menghasilkan pribadi dan masyarakat yang sakit.
Semoga bermanfaat.
sumber: http://blog.al-habib.info/id/belajar-dari-manusia-dengan-akhlak-terbaik
sumber: http://blog.al-habib.info/id/belajar-dari-manusia-dengan-akhlak-terbaik
Posting Komentar