بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :
Darussalam.co.id - Temuan-temuan
seorang ahli zologi telah memandu para insinyur yang membangun
jaringan-jaringan rumit seperti World Wide Web dan jejaring kisi-kisi
listrik ke arah baru: lumba-lumba.
David Lusseau dari Universitas
Otago memelajari suatu kelompok yang terdiri atas 64 lumba-lumba hidung
botol selama rentang masa tujuh tahun (David Lusseau, "The Emergent Properties of a Dolphin Social Network").
Ia menemukan di antara mereka adanya suatu tatanan sosial yang mirip
dengan yang ada pada manusia dan jaringan buatan manusia. Telaah
matematis Lusseau diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal
Society (Lusseau, 2003 The emergent properties of a dolphin social network. Proceedings of the Royal Society of London-
Series B (Supplement): DOI 10.1098/rsbl.2003.0057).
Series B (Supplement): DOI 10.1098/rsbl.2003.0057).
Banyak
jaringan rumit, termasuk masyarakat manusia, memiliki ciri-ciri yang
memungkinkan pertukaran cepat informasi di kalangan anggotanya.
Kajian
oleh peneliti Selandia Baru ini menunjukkan bahwa masyarakat binatang
juga tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan penerusan informasi
secara cepat dan efisien. Makhluk-makhluk berumur panjang seperti
gorila, kijang, gajah, dan lumba-lumba hidung botol bergantung pada
lingkungan mereka dalam penyampaian informasi.
Dalam
pengamatan-pengamatannya, Lusseau memusatkan diri pada anggota-anggota
kawanan yang lebih sering tampak bersama. Ia menyadari bahwa kelompok
ini terdiri sebagian besar atas betina-betina dewasa, dan mereka
berfungsi sebagai pusat-pusat penyampaian informasi bagi masyarakatnya.
Untuk
mengukur aliran informasi dalam sebuah sistem, cukuplah dengan melihat
pada titik-titik pusat yang dilalui aliran informasi itu dan menghitung
jumlah unsur yang diperlukan dalam perjalanan itu dari titik pangkal
hingga titik ujung. Lusseau menggunakan teknik pengukuran ini, yang
disebut dengan “diameter”. Ketika hasil-hasil yang diperolehnya
menggunakan cara ini dibandingkan dengan data yang diungkapkan oleh
Internet, ia mendapati dirinya berhadapan dengan kenyataan yang
menakjubkan.
Lamanya penyampaian informasi bertambah ketika
sejumlah besar titik yang membentuk hubungan-hubungan pada Internet
dibuang. Ketika hanya 2% simpul dengan kaitan terbanyak pada Internet
dikeluarkan dari sistem, diperlukan dua kali jauhnya untuk berjalan dari
satu unsur ke unsur lainnya. Akan tetapi, di kalangan lumba-lumba,
keadaannya berbeda.
Lusseau memantau lumba-lumba menggunakan
tanda-tanda pada sirip-sirip punggung dan mengamati bahwa ketika
anggota-anggota yang bertindak sebagai pusat komunikasi meninggalkan
kelompoknya, masyarakat lumba-lumba menunjukkan daya tahan yang besar.
Kepaduan masyarakat lumba-lumba tidak terpengaruh oleh ketiadaan
anggota-anggota kunci. Daya tahan ini memungkinkan masyarakat
lumba-lumba tetap terus berada dalam keadaan sehat bahkan jika sepertiga
anggotanya hilang.
Sang peneliti menyatakan bahwa berkat sistem
ini, jaringan dapat tetap bertahan bahkan di hadapan bencana kematian.
Lebih lagi, ia berpendapat bahwa sifat-sifat ini dapat diterapkan pada
jaringan buatan manusia seperti World Wide Web.
Sebagaimana kita
lihat, ada penataan pada lumba-lumba yang terlindung lebih baik daripada
jaringan komunikasi yang membangun Internet dan berfungsi lebih ampuh
pada saat simpul-simpul utama tercerabut. Adanya ciri seperti itu pada
lumba-lumba berarti bahwa aneka syarat mesti diperhitungkan. Misalnya,
beberapa tahap, seperti menghitung beban yang akan ditimpakan pada
titik-titik hubungan dalam rangka menata Internet dan menaksir di awal
bagaimana keseluruhan jaringan akan terpengaruh jika titik-titik itu
tercerabut dari sistem, dilakukan oleh para insinyur jaringan dan ini
membuat informasi berjalan dalam sistem seefisien mungkin. Keberadaan
para insinyur yang menghitung dan menata aliran informasi pada Internet
menunjukkan adanya kecerdasan unggul yang mengatur jaringan informasi
pada lumba-lumba dan banyak mahluk hidup lain sejenisnya di alam. Tidak
dapat diragukan bahwa kecerdasan unggul ini adalah Allah yang Mahatahu,
Mahakuasa.
Penciptaan jaringan informasi pada lumba-lumba ini
adalah perwujudan dari namaNya yang Maha Pengasih. Kasih Allah
diwujudkan dalam jaringan informasi ini sebagaimana berikut:
Cara
makhluk-makhluk hidup seperti lumba-lumba, yang tinggal dalam perairan
terbuka dan dekat dengan permukaan, berperilaku sebagai satu kelompok
amatlah penting. Gaya hidup ini memberikan keuntungan dalam hal bersiaga
terhadap pemangsa, maupun ketika berburu.
Berkat arus informasi
yang sinambung di kalangan betina-betina dewasa di dalam kelompok,
anggota-anggota lain dipasok dengan informasi tentang kedudukan mangsa
dan pemangsa, yang akibatnya kelompok ini dibantu dalam berperilaku
secara padu. Jika aliran informasi pada lumba-lumba ini menjadi timpang
karena kehilangan satu lumba-lumba yang diakibatkan oleh pemangsa, maka
larinya lumba-lumba lain akan tidak berarti, dan anggota-anggota yang
tak berpeluang berkomunikasi akan terpaksa menyebar dan akhirnya menjadi
santapan pemangsa-pemangsa lainnya. Akan tetapi, jaringan informasi
yang diciptakan pada lumba-lumba oleh Allah tidak terputus pada
saat-saat seperti itu, dan membuat para anggota kawanan bertahan hidup
dengan menjaga kepaduan kelompok.
Allah mewahyukan hal berikut ini dalam salah satu ayat Al Qur'an:
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." (QS Asy Syu'araa 26:9)
Sumber : HarunYahya.com
Posting Komentar